Friday 23 August 2019

ELECTRONIC

Akhir-akhir ini, kita cenderung semakin akrab dengan istilah-istilah semacam e-Commerce, e-Banking, e-Government, e-Learning, dan sebagainya. Huruf "E" disini mengacu pada kata "Electronic", tapi lebih banyak digunakan dalam konteks internet. Jadi, istilah-istilah tersebut bisa dibaca sebagai Electronic Commerce, Electronic Government, Electronic Banking, atau Electronic Learning.
Dalam bagian ini, kita akan membahas secara sepintas tentang hal-hal yang berkaitan dengan istilah-istilah diatas. Dalam kenyataannya, hal-hal tersebut jauh lebih kompleks sehingga tidak mungkin dibahas secara rinci dalam halaman ini.
E-Commerce. Dari namanya, kita sudah bisa menebak kalau ini berkaitan dengan kegiatan yang bersifat komersial. Tidak salah memang, karena istilah e-commerce yang akan kita bahas ini memang mengacu pada kegiatan komersial di internet. Contoh paling umum dari kegiatan e-commerce tentu saja adalah aktifitas transaksi perdagangan melalui sarana internet. Dengan memanfaatkan e-commerce, para penjual (merchant) dapat menjajakan produknya secara lintas negara karena memang sifat internet sendiri yang tidak mengenal batasan geografis. Transaksi dapat berlangsung
secara real time dari sudut mana saja di dunia asalkan terhubung dalam jaringan internet.
Umumnya transaksi melalui sarana e-commerce dilakukan melalui sarana suatu situs web yang dalam hal ini berlaku sebagai semacam etalase bagi produk yang dijajakan. Dari situs web ini, para pembeli (customer) dapat melihat bentuk dan spesifikasi produk bersangkutan lengkap dengan harga yang dipatok. Berikutnya, apabila si calon pembeli tertarik, maka ia dapat melakukan transaksi pembelian di situs tersebut dengan sarana kartu kredit. Berbeda dengan transaksi kartu kredit pada umumnya yang menggunakan peralatan khusus, transaksi kartu kredit di internet cukup dilakukan dengan memasukkan nomor kartu kredit beserta waktu kadaluwarsanya pada formulir yang disediakan.

Acara Wisuda Yang Paling Mengesankan

Tanggal 18 Desember 2010, adalah tanggal yang sangat membahagiakan dan istimewa bagi kami Dosen, Karyawan, Mahasiswa dan Wisudawan/ti. Pada tanggal tersebut diselenggarakan acara wisuda sarjana yang bertempat di Hotel Ibis.
Suasana wisuda kali ini berbeda dengan wisuda-wisuda yang pernah ada dan terdapat beberapa kombinasi acara. Suasana nyaris hening dan seisi ruangan menangis saat pengumuman lulusan terbaik. Acara wisuda kali ini saya kata berbeda karena ada nuansa baru yang ditularkan oleh Ibu Corina Tri Handayani, SE, MM yang menjadi kreator yang memberikan ornamen istimewa saat pengumuman kelulusan.

Wednesday 21 August 2019

Perilaku Pengendara di Pekanbaru

Sebagai pengguna jalan di kota Pekanbaru, saya setiap hari mengalami banyak kondisi yang membuat harus banyak-banyak bersabar dan mengendalikan diri. Bagaimana tidak. Semakin ke sini, perilaku pengguna jalan mengalami kemerosotan. Melawan arus, melanggar lampu merah, tidak menggunakan kelengkapan mengemudi, tidak menggunakan kode isyarat dan sebagainya.
Terutama pada pagi hari dan sore hari, kejadian yang kurang enak dipandang mata selalu terjadi. Bahkan penjalan kaki kurang dihormati. Tak jalan penyeberang jalan yang berjalan kaki harus kembali naik ke pembatas jalan karena kendaraan yang melintas tidak mau menurunkan kecepatannya. 
Sebenarnya hal ini berawal dari pola fikir pengemudi, pengetahuan, dan sikap pribadinya. Berikut penyebabnya secara umum:
  1. Penerbitan SIM yang relatif mudah. Pemilik kendaraan, bagaimana pun sulitnya mengurus SIM pada akhirnya akan mendapatkannya. Walau setelah berkali-kali gagal, namun akhirnya dianggap lulus juga. Pihak penerbit SIM selalu mengingatkan agar super hati-hati. Sebab apabila tidak diberikan SIM, kendaraannya mau diapakan. Sehingga mereka akan tetap ngotot membawa kendaraan tanpa ada SIM.
  2. Sanksi yang diberikan oleh petugas atas pelanggaran relatif tidak memberikan efek jera, dan bahkan ada yang tidak segan-segan melawan petugas dengan cara beradu argumen.
  3. Pengendara yang egois. Mereka tidak memikirkan keselamatan orang lain. Mereka hanya fokus pada diri mereka sendiri. Yang penting mereka dapat jalan. Misalnya seseorang melawan arus. Bila dalam keadaan seperti itu mereka disenggol kendaraan dari arah yang benar, maka mereka masih juga menganggap dirinya benar.
  4. Tidak menggunakan instrumen kendaraan. Misalnya, saat pindah jalur, mereka berpindah begitu saja tanpa memberikan tanda kepada kendaraan yang ada di belakangnya. Apabila mereka ditabrak dari belakang, maka mereka benar lagi dan lampu seinya langsung menyala.
  5. Rambu-rambu tidak dipatuhi. Misalnya ada larangan balik arah. Atau ada tanda S yang disilang, malah ia parkir di sana.
Demikian sekilas tentang kesemrawutan lalu lintas di kota Pekanbaru.

Belajar Google Classroom

Hari ini (21-8-2019), seluruh dosen tetap STMIK Amik Riau mengikuti sharring pengetahuan terkait dengan penggunaan Google Classroom sebagai salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran. Seluruh dosen telah memiliki akun dengan domain @stmik-amik-riau.ac.id. Nantinya dosen akan mengelola pembelajarannya dengan menggunakan aplikasi ini.
Sharring pengetahuan dilakukan oleh Bapak Susandri, M.Kom (Pembantu Ketua I). Berhubung perguruan tinggi ini memiliki basis keilmuan teknologi, maka sharring pengetahuan tersebut dapat berlangsung dengan lancar.

Salam Kompak 

Smart City Kota Pekanbaru

Sejak tahun 2017, saya tergabung dalam tim percepatan Smart City Madani Kota Pekanbaru. Tim tersebut diSK kan oleh Walikota Pekanbaru (Firdaus, ST, MT). Anggota tim berjumlah 23 orang yang terdiri dari dosen-dosen perguruan tinggi komputer yang ada di Riau dan ditambah dengan pejabat dari Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Pekanbaru.
Pekanbaru saat ini berkembang pesat dalam berbagai aspek dan terus menjelma menjadi kota metropolitan. Kondisi ini akan menambah tingkat kompleksitas masalah yang dihadapi semakin tinggi. Pemko Pekanbaru berupaya agar perkembangan kota dapat dikendalikan dan terarah sehingga tercapaikan kota yang madani.
Pekanbaru telah membangun PCC (Pekanbaru Command Center) yang terletak di Jl. Pepaya Pekanbaru.Namun pemanfaatan dari media ini belum dimaksimalkan. Perlu ada regulasi terkait penggunaan unit ini. Bila tidak demikian, maka investasi yang bernilai besar itu akan mubazir. 
Selain itu tuntutan masyarakat akan kota yang nyaman dan aman semakin mengedepan, sehingga perlu ada rencana kedepan untuk menciptakan kondisi itu.
Singkatnya : Kota Pekanbaru terus berupaya untuk menjadi kota yang nyaman untuk dijadikan tempat bermukim dan sejahtera serta seimbang lahir dan batin.

Salam Kompak

Monday 19 August 2019

Perlunya Berfikir Sebelum Bicara

Dalam ungkapan bahasa Minang (Pikia kan apo yang akan dikatokan, Jan dikatokan apo yang dipikia kan) yang artinya pikirkan apa yang mau diucapkan, dan jangan ucapkan apa yang dipikirkan. Hal menunjukkan bahwa apapun yang ingin diucapkan harus melalui proses berfikir, sebab apabila sudah terucap akan sulit meralatnya lagi. Apalagi ucapan tersebut akan berdampak kepada khalayak. Dari pada mengucapkan sesuatu yang tidak ada gunanya, maka pilihan terbaik adalah DIAM.
Kita juga tidak dapat memandang secara sempit ungkapan tersebut, namun tetaplah pada koridor. Sebagai pimpinan, anda pasti akan berbicara untuk mengkomunikasikan program kerja anda. Sebagai pebisnis, anda mesti berbicara untuk berkomunikasi dengan mitra maupun klien. Pembicara yang baik bukan dari banyaknya kata-kata yang ia ucapkan, tapi manfaat yang terkandung dari setiap kata-katanya.

Semoga bermanfaat.

Meraih Hibah Buku Ajar

Tahun 2017 lalu, saya melihat pengumuman yang dipublikasikan oleh Direktorat Belmawa Kemenristekdikti, yaitu terkait dengan tawaran hibah buku ajar. Saat itu persyaratannya adalah : RPS (Rencana Pembelajaran Semester), dan dua bab contoh buku ajar. Saya mencermati pengumuman itu dan mengikuti panduan yang diberikan.
Tahun 2018 (awal) saya melihat banyak postingan dari rekan-rekan dosen di grup WA Aptikom Riau yang menyampaikan ucapan selamat. Padahal saya sudah tidak ingat lagi tentang usulan itu karena setiap ada peluang hibah saya usahakan semaksimal mungkin untuk terlibat sebagai pengusul. Hal yang menjadi perhatian utama saya adalah persyaratan peserta. Bila layak, saya selalu ikuti.
Pada bulan Agustus 2018, saya diundang untuk mengikuti bimbingan teknis penulisan buku ajar di Hotel Swiss Belinn Surabaya. Jumlah keseluruhan peserta adalah 30 orang se Indonesia. Saya sangat senang atas kesempatan berharga tersebut.
Setelah bimtek dilakukan, maka saya mulai fokus melanjutkan penulisan buku ajar sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh panitia dari Direktorat Belmawa. Selanjutnya saya berusaha mencari tahu penerbit-penerbit yang eligible (harus anggota IKAPI). Saya coba menelusuri dari internet dan mencoba berkomunikasi pada sebuah akun medsos. Akhirnya buku saya diterbitkan di CV. MFA Yogyakarta. Segala keperluan untuk ke Perpustakaan Nasional diurus oleh pihak penerbit. Buku dalam bentuk tercetak saya terima pada akhir tahun 2018 dan pihak Belmawa pun telah menyelesaikan transfer dana hibah untuk kegiatan tersebut. 
Pada prinsipnya, hibah itu adalah dalam bentuk pemicu agar dosen secara terus menerus membuat buku ajar. Tidak mungkin insentif diberikan kepada yang tidak produktif. Hal itu sama dengan mendorong mobil mogok. Menyala sebentar, setelah itu mogok lagi.


Salam kompak.

Sikap Patriotik

Dua tahun terakhir (2018 dan 2019) terdapat (setidaknya) 2 peristiwa yang menjadi viral sebagai bagian dari perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
  1. Pada tahun 2018 ada seorang bocah SD yang nekad memanjat tiang bendera saat terjadi kemacetan pada gerekan bendera. Tingkah bocah ini menjadi viral nasional dan bahkan sampai diundang ke istana Presiden.
  2. Pada tahun 2019 ada seorang siswa sekolah menengah atas di Labuhan Batu (Sumatera Utara) yang namanya tergeser sebagai anggota PASKIBRA Kabupaten Labuhan Batu. Konon katanya ia digantikan posisinya oleh anak seorang plt. Bupati yang tidak mengikuti seleksi sama sekali. Hingga singkatnya ia diundang oleh Menpora untuk membacakan teks Pembukaan UUD 1945 di kantor Kemenpora. Dan tak luput pula diundang oleh Bapak Presiden ke Istana.
Nah, sekarang banyak berita tingkah-tingkah nekad dengan memanjat tiang bendera seperti itu. Bahkan ada yang pingsan karena terjatuh akibat tiang benderanya patah dan tidak kuat menyangga bobot tubuhnya. Tapi tidak heboh, karena dia bukan lagi yang pertama.
Apakah dengan tindakan seperti itu dapat dijadikan sebagai indikator sikap patriotisme dan cinta Indonesia. Jawabannya dapat saja beragam. Bisa iya dan juga bisa tidak.
Lah, kalau saya mengalami kondisi seperti itu ?
Sebelum upacara saya akan pastikan bahwa tukang las telah menggerinda dengan benar roda penggerek bendera. Bila macet saya akan lumari dengan gemuk/oli biar lancar. Tali penggerek pun akan dijalin rapi sehingga buhulnya pun tidak kelihatan. Masihkan juga akan ada masalah di sana?
Masih juga terjadi macet saat menggerekanya ? Apakah saya akan memanjatnya. Saya kata kan Tidak akan. Saya akan minta supaya upacaranya dihentikan sejenak, Pasukan diistirahatkan. Tiang bendera direbahkan dan diperiksa bagian yang menghalangi. Setelah selesai, maka upacara dapat dilanjutkan kembali.
Ah...tidak cinta NKRI. tidak patriotik....
Bukan hal itu yang menjadi indikatornya. Sedangkan lagi shalat saja, ada kejadian darurat. Misalnya anak mendekat ke kompor yang lagi memanaskan air. Apakah menunggu shalat selesai atau menunggu seluruh tubuhnya melepuh ? Batalkan shalatnya. Ulangi lagi setelah itu. 

Salam Kompak

Sunday 1 December 2013

Tulisan Dapat Menggiring Opini Publik (Awas harus ada filter yang kuat)

Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktifitas penyampaian informasi. Bentuk penyampaian informasi ini beragam pola dan strateginya. Salah satunya adalah dalam bentuk tulisan. Keberadaan tulisan dapat mempengaruhi opini publik, apalagi didukung oleh data-data yang argumentatif. Sejarahpun bisa dibelokkan dengan tulisan-tulisan. Saya pernah membaca beberapa buku terkait dengan sejarah perjuangan bangsa yang terjadi dalam suatu daerah dan mengenali tokoh-tokok yang terlibat di dalamnya. Selama bertahun-tahun saya sangat setuju dengan tulisan itu dan mangamininya. Pada suatu ketika nasib harus membawa saya untuk sampai ke lokasi kejadian sejarah itu. Tentu saja saya sangat terinspirasi dari apa yang pernah dibaca. Karena waktu yang tersedia cukup panjang, maka tanpa saya sadari terjadilah dialog dengan masyarakat sekitar. Saya dengan lancar memaparkan apa yang saya ketahui dari buku-buku. Para tetua negeri tersebut membiarkan saya membahas tuntas tentang apa yang saya tahu. Hingga akhirnya penjelasan saya disanggah oleh salah seorang pelaku sejarah yang masih hidup. Ternyata kejadian tersebut bertolak belakang. Orang yang saya anggap sebagai pahlawan dalam sejarah itu hanyalah seorang biasa yang sengaja dibesarkan untuk kepentingan tertentu. Jadilah ia sebagai aktor dummy. Dalam kondisi ini saya mulai merasa ragu dengan apa yang telah saya baca sebelumnya dan melupakannya. Kondisi ini disebut dengan kondisi bimbang dan dilema..mana yang benar dan mana yang salah. Namun hati saya mengatakan bahwa cerita yang terakhir yang saya terimalah yang lebih faktual. Kondisi ini lah yang sering terjadi bila kita memiliki filter yang lemah dan belum mendapatkan prinsipnya. Hal ini sering dialami oleh kebanyakan mahasiswa dalam kehidupan kampus. Pada saat mencari referensi tugas di internet, mereka mengambil secara serampangan tanpa mencocokan dengan sumber yang baku. Sehingga ia menganggap apa yang ia dapatkan di internet itu telah benar. Hal ini lebih berbahaya lagi bila dijadikan acuan pula oleh mahasiswa lain. Dari sinilah ilustrasi kesesatan itu bermula.

Saturday 30 November 2013

Meraih Hibah Bersaing

Pada bulan Maret tahun 2012 saya berjibaku untuk menyusun proposal hibah penelitian dari Ditjen Dikti. Saat itu saya mengikuti skim Hibah Pekerti. Saya memilih anggota tim yaitu Bapak Susandri dan Bapak Rahmaddeni. Nama yang terakhir saya sebut saat itu masih berpendidikan S-1. Setelah proposal hampir rampung, saya terperangah, karena syarat pertamanya yang tertera yaitu: Ketua Peneliti minimal S-2 dan memiliki jabatan fungsional Lektor. Akhirnya proposal tetap diajukan pada detik-detik terakhir. Harap-harap mudah-mudahan ini bisa lolos. Namanya juga proposal (pengajuan/usulan) di mana sebagai pihak yang menentukan (Dikti) berhak untuk menerima atau menolaknya dengan atau tanpa penjelasan apa-apa. Dan tentu saja tidak perlu ada pertanyaan lanjutan tentang itu karena itu adalah hak sepenuhnya dari Ditjen Dikti. Pada saat pengumuman hasil, seperti yang diduga sebelumnya ternyata memang tidak lolos seleksi (desk evaluation). Maka pada akhir tahun 2012 saya mesti berjibaku untuk mengusulkan kenaikan pangkat ke jenjang lektor agar dapat berkompetisi kembali di level ini. Pada saat saya mengusulkan jabatan fungsional ini terjadi kejadian unik, di mana 8 berkas penelitian/jurnal yang saya masukkan hanya dianggap ada 2 saja oleh pihak penilai dikopertis. Sementara berkas-berkas lainnya yang saya dapatkan hanya berupa CD Digital. Kopertis hanya mengakui hanya dokumen yang tercetak saja. Barangkali ada masanya nanti bahwa kopertis mengetahui bahwa berkas digital dan non digital adalah sama. Akhir Desember SK Jabatan Fungsional saya keluar dan hanya sampai jenjang III-C. Padahal dalam target saya adalah III-D. Jumlah kum yang saya masukkan adalah 434 kum dari 300 kum yang dibutuhkan. Namun karena perbedaan persepsi antara berkas digital dan non digital maka kopertis hanya mengakui 2 hasil publikasi saya yang tercetak. Saya memang kecewa karena dari Hibah Penelitian Sentralisasi sebelumnya (Hibah Pekerti Dikti 2009) cukup banyak tulisan yang dihasilkan. Bahkan saat saya mengikut seminar cakrawala pendidikan berkualitas di Ditjen Dikti (September 2012) pun tidak diberi proceding tercetak. Hanya 1 CD berisi proceeding tersebut dan bahkan ada link nya pada situs ditjen dikti (www.dikto.go.id).
Setelah jabatan fungsional saya keluar maka kembali saya mengikut kompetisi di bidang penelitian. Dan tahun 2013 saya berhasil lolos dalam proses desk evaluation yang dilakukan oleh tim reviewer Dikti. Saya diundang untuk memaparkan rencana penelitian yang akan dilaksanakan selama 2 tahun. Selama 2 hari seluruh peserta diinapkan di Hotel Grand Zuri Padang. Sejenak saya flashback tentang keberhasilan dalam meraih beberapa hibah penelitian ini. Saya sangat merasakan manfaat dari kebiasaan menulis sejak dahulu saya miliki. Memang saya akan merasa geli dan malu sendiri bila membaca tulisan-tulisan dahulu (pada diari dan catatan harian). Namun ada semacam kewaspadaan yang kuat tertanam saat saya menulis. Selain itu saya juga menyukai aktifitas membaca dan melihat model-model. Hal ini telah menjadi menambah keyakinan saya bahwa saya telah pernah terlibat sebagai salah satu aktor keberhasilan kampus STMIK-AMIK Riau dalam meraih berbagai hibah (SIM TIK-2006, INHERENT-2007, PHP PTS Sehat-2009 dll), dan terlibat dalam pengisian borang akreditasi Perguruan Tinggi (meraih predikat akreditasi B). Keberhasilan yang saya raih bukanlah sesuatu yang serta merta dan aji mumpung. Saya juga pernah mengalami berkali-kali kegagalan dan sering dikirim untuk mengikuti pelatihan hingga melihat contoh-contoh yang ada. Setelah meraih keberhasilan pertama kali, maka muncul keinginan yang kuat untuk meraih lebih banyak dan bergengsi. Tantangan yang saya berikan pada diri saya adalah..bahwa saya berhasil meraih hibah dari dikti sebagai bagian dari tim. Untuk membuktikan kemampuan maka saya menjajal peluang yang mesti saya raih sebagai prestasi pribadi. Prinsipnya saya harus berjuang untuk institusi tempat saya bernaung, dan juga untuk prestasi pribadi.